AUDIT SIKLUS PENDAPATAN



1. JELASKAN PENGERTIAN MENGENAI SIKLUS PENDAPATAN!
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan yang memproses suatu informasi terkait yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa kepada para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.
Siklus pendapatan merupakan prosedur pendapatan yang dimulai dari bagian penjualan otorisasi kredit, pengambilan barang, penerimaan barang, penagihan sampai dengan penerimaan kas.
Berikut ini merupakan 4 Aktivitas Bisnis dari Siklus Pendapatan :
1.      Penerimaan Pesanan dari Para Pelanggan
a)      Mengambil pesanan pelanggan
b)      Persetujuan kredit
c)      Memeriksa ketersediaan persediaan
d)      Menjawab permintaan pelanggan
2.      Pengiriman Barang
a)      Ambil dan pak pesanan
b)      Kirim pesanan
3.      Penagihan dan Piutang Usaha
a)      Penagihan
b)      Pemeliharaan data piutang usaha
c)      Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan
4.      Penagihan Kas
a)      Menangani kiriman uang pelanggan
b)      Menyimpannya ke bank

2. Sebutkan transaksi dan akun yang terpengaruh oleh siklus pendapatan!
Transaksi yang terpengaruh oleh siklus pendapatan :
1. Penjualan Tunai
Akun yang terpengaruh adalah Debit : Kas = Kredit Penjualan
2. Penjualan Kredit
Akun yang terpengaruh adalah Debit : Piutang Dagang = Kredit : Penjualan
3. Pelunasan Piutang
Akun yang terpengaruh adalah Debit : Kas = Kredit: Piutang Dagang
4. Potongan Tunai
Akun yang terpengaruh adalah Debit : Potongan Tunai = Kredit : Piutang Dagang
5. Retur Penjualan
Akun yang terpengaruh adalah Debit : Retur Penjualan = Kredit : Piutang Dagang
6. Kerugian Piutang
Akun yang terpengaruh adalah Debit : Kerugian Piutang = Kredit : Cad. Kerugian Piutang
7. Penghapusan Piutang
Akun yang terpengaruh adalah Debit : Cad. Kerugian Piutang = Kredit : Piutang Dagang

3.  Jelaskan tujuan audit siklus pendapatan.
Tujuan audit siklus pendapatan yaitu :
1.         Tujuan Umum : Menguji kewajaran atas pelaporan keuangan secara luas/keseluruhan.
2.         Tujuan Khusus : Menguji kewajaran asersi manajemen atas transaksi dan saldo akun siklus pendapatan, yang disajikan dalam laporan keuangan.
Berikut ini adalah tujuan audit spesifikasi untuk siklus pendapatan :

            Tujuan Audit Siklus Pendapatan


Tujuan Audit Siklus Pendapatan

OCCURENCE 
(KETERJADIAN)

a. Memverifikasi saldo akun piutang usaha mewakili jumlah yang benar-benar dipijam perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan terkait


b. Memastikan pendapatan penjualan mewakili barang yang dikirim atau jasa yang diberikan selama periode laporan keuangan 

 COMPLETENESS
(KELENGKAPAN)

a. Menentukan semua jumlah yang dipinjam perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan telah masuk dalam piutang usaha

b. Memverifikasi semua penjualan barang yang dikirim, semua jasa yang diberikan, dan semua retur dan kompensasi untuk periode terkait, tlah masuk dalam laporan keuangan  

ACCURACY
(AKURASI)


a. Memverifikasi transaksi pendapatan dihitung secara akurat dan berdasarkan pada harga terkini dengan jumlah yang benar.


b. Memastikan buku pembatu piutang usaha, file faktur penjualan, dan file Pemberitahuan Pengiriman Uang secara matematis benar dan sesuai dengan akun terkait pada buku besar. 

RIGHTS AND OBLIGATIONS
(HAK DAN KEWAJIBAN)

a. Menentukan perusahaan memiliki hak legal untuk mencatat piutang usaha yang dicatatnya. Akun pelanggan telah dikeluarkan dari salfo piutang usaha.

VALUATION AND ALLOCATION
(PENILAIAN 


a. Menentukan saldo piutang usaha menyatakan nilai bersih yang dapat direalisasikan.

b. Memastikan alokasi atas akun piutang tak tertaggih telah tepat.

PRESENTATION AND DICLOSURE 
(PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN)


a. Memverifikasi piutang usaha dan pendapatan yang dilaporkan untuk periode terkait, telah dijelaskan dengan benar dan dimasukkan dalam laporan keuangan.

4. Sebutkan komponen SPI siklus pendapatan!
Komponen SPI siklus pendapatan :
1. Lingkungan Pengendalian
           Yang terdiri dari beberapa faktor yang dapat mengurangi beberapa resiko inheren yang ada kaitannya dengan siklus pendapatan. Selain itu juga ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau mengurangi keefektifan komponen pengendalian internal lainnya dalam mengendalikan resiko salah saji pada asersi siklus pendapatan. Faktor lingkungan pengendalian yang penting untuk mengurangi resiiko kecurangan pelaporan keuangan dengan meyajikan terlalu tinggi pendapatan dan piutang, misalnya adopsi manajemen serta ketaatan pada standar integritas dan nilai-nilai etika yang tinggi.
2. Penilaian Resiko
         Penilaian resiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah sama dengan penilaian inheren oleh auditor eksternal. Upaya cermat oleh sebagian manajemen untuk mengidentifikasi jenis-jenis resiko yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan.
3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
       Pemahaman atas sistem akuntansi pendapatan memerlukan pengetahuan tentang bagaimana.
                 Penjualan diawali
                 Barang dan Jasa diberikan
                 Piutang dicatat
                 Kas diterima
               Penyesuaian penjualan dilakukan, ternasuk metode pemrosesan data serta dokumen penting dan catatan yang digunakan
4. Pemantauan (Monitoring)
        Komponen  ini harus memberikan menajemen umpan balik tentang apakah pengendallian internal yang berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan telah beroperasi sesuai harapan. Auditor harus memproses pemahaman tentang umpan balik ini dan apakah manajemen telah mengawali setiap tindakan korektif berdasarkan informasi yang diterima dari aktifitas pemantauan.
5. Penilaian Awal atas Resiko Pengendalian dan Strategi Audit Pendahuluan
     Saat Auditor mendapatkan bukti tentang keefektifan operasi pengendalian internal yang berkaitan dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman, Auditor dalam kasus semacam itu, kepastian yang terbatas mungkin diperoleh tentang keefektifan pengendalian yang terutama didasarkan atas prosedur yang mencakup pengajuan pertanyaan, observasi, dan beberapa inspeksi atas bukti yang didokumentasikan. Banyak auditor akan menilai resiko pengendalian untuk asersi tertentu secara sepintas dibawah atau diatas maksimum.

5. Jelaskan tujuan pemahaman SPI siklus pendapatan!
Pemahaman Sistem Pengendalian Internal ditujukan untuk :\
☺ Memahami sistem yang digunakan untuk mengendalikan transaksi siklus pendapatan apakah bisa diandalkan atau tidak ataukah sudah kuat atau masih lemah.
☺ Memahami sistem yang digunakan dalam siklus pendapatan untuk mengendalikan potensi salah saji  apakah sudah efektif atau belum.
 •Pemahaman SPI mencakup langkah-langkah sebagai berikut:
  Memahami fungsi-fungsi organisasi yang terlibat, termasuk tugas dan tanggung jawab masing masing fungi.
  Memahami dokumen pembukuan, termasuk dokumen transaksi.
  Memahami teknologi informasi yang digunakan.
  Memahami kualifikasi SDM.
  Memahami sistem pengendalian dan pengawasan yang berlaku.

6.  Jelaskan tujuan pengujian SPI siklus pendapatan!
Pengujian Sistem Pengendalian Internal (SPI) ditujukan untuk:
 Menguji efektifitas sistem dalam mengendalikan potensi salah saji siklus pendapatan.
 Mengukur potensi terjadinya kesalahan dan kecurangan.
 Menentukan: sifat, saat, dan luas pengauditan.
• Pengujian SPI dilakukan dengan cara : Membandingkan standar SPI dan pelaksanaan SPI.
• Alasan pengujian adalah karena adanya potensi:
 ♦ SPI tidak dipatuhi¡SPI tidak memadai
 ♦ Operator SPI tidak memenuhi kualifikasi
• Cakupan pengujian SPI:
♥ Pengujian kesesuaian praktik dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku.
♥ Pengujian konsistensi praktik.
♥ Pengujian kecukupan SPI dalam mencegah potensi salah saji.
♥ Pengujian kualifikasi operator sistem (pemahaman dan keterampilan dalam
mengoperasikan sistem).

7. Pengujian-pengujian yang dilakukan auditor ada 2 aspek yaitu:
1. Pengujian Kepatuhan (pengendalian intern/complience test) yaitu pengujian yang dilakukan oleh auditor terhadap SPI (sistem pengendalian intern) yang diterapkan oleh perusahaan. Tujuan SPI perlu di uji adalah untuk mengetahui SPI yang diterapkan oleh suatu perusahaan bisa diandalkan atau tidak ataukah sudah kuat atau masih lemah.
2. Pengujian Substantif yaitu pengujian yang dilakukan oleh auditor terhadap masing-masing pos yang ada pada laporan keuangan. Setiap pos diuji untuk menentukan tingkat kewajaran masing-masing pos dalam laporan keuangan.

8.  Apa yang dimaksud dengan concurrent test of control dan dual purpose test?
a. Concurrent test of control yaitu pengujian pengendalian yang dilaksanakan auditor seiring dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien.
b. Dual purpose test adalah suatu prosedur pengujian yang sekaligus dimaksudkan untuk melakukan pengujian pengendalian dan pengujian subtanstif. Contoh reperformance

9. Sebutkan klasifikasi bukti audit!

Bukti audit bisa dikelompokkan menjadi:
1.      Bukti analitis, hasil dari prosedur analitis
2.      Bukti dokumen, hasil dari prosedur tracing, vouching, dan inspeksi dokumen
3.      Bukti fisik, hasil dari inspeksi fisik dan perhitungan fisik, serta prosedur observasi.
4.      Bukti matematis, hasil dari pengujian matematis, seperti perkalian, penjumlahan dst.
5.      Bukti konfirmasi, hasil  dari pengujian konfirmasi.
6.      Bukti observasi, hasil dari prosedur observasi atas suatu proses dan prosedur. Prosedur observasi juga bisa menghasilkan bukti fisik.
7.      Bukti pernyataan tertulis, hasil dari prosedur wawancara yang diikuti dengan permintaan bukti tertulis.
8.      Bukti pengerjaan ulang, hasil dari pengerjaan ulang suatu prosedur atau proses yang biasa dilakukan untuk menghasilkan bukti audit tertentu.
9.      Bukti elektronik, hasil dari pengujian proses prosedur yang dilakukan secara elektronik  serta hasil dari pengujian audit berbantuan komputer.

10.  Jelaskan perbedaan antara bukti pembukuan dan bukti penguat
Bukti Pembukuan merupakan dokumen dasar untuk pembuatan jurnal dan merupakan bukti bahwa perusahaan telah melakukan transaksi. Bukti pembukuan menggambarkan apa yang baru terjadi pada perusahaan. Jika kita melihat misalnya bukti penerimaan kas dengan jumlah uang tertentu maka dapat dipastikan bahwa perusahaan baru menerima uang dari pihak lain. Jika pada file perusahaan terlihat misalnya faktur, ini menandakan bahwa telah terjadi pembelian atau penjualansecara kredit. Contoh bukti pembukuan : jurnal, buku pembantu, dan buku besar, atau file transaksi dan file induk (master file).
Sedangkan,
Bukti Penguat adalah sebuah bukti yang memperkuat bukti pembukuan. Contoh bukti transaksi dan bukti-bukti pendukung pembukuan yang lain. Bukti Penguat juga bisa berupa konfirmasi. Misalnya setelah perusahaan menghitung saldo piutangnya pada salah satu pelanggannya, selanjutnya perusahaan mengirimkan sebuah surat konfirmasi yang menanyakan apakah saldo piutang pada pembukuan perusahaan sama dengan pembukuaan pelanggan tersebut.

11. Apa tujuan auditor melakukan pengujian audit  terhadap bukti penguat!
Ketika auditor mengembangkan perencanaan audit serta merancang prosedur audit untuk mencapai tujuan audit spesifik, ia harus mempertimbangkan sifat bukti yang akan diperoleh. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari (1) data akuntansi yang mendasari, dan (2) informasi penguat yang tersedia bagi auditor.  Komponen dasar dari data akuntansi yang mendasari (underlying accounting data) yaitu jurnal, buku besar, kertas kerja, rekonsiliasi dan sebagainya. Buku-buku ayat jurnal awal, buku besar dan buku pembantu, catatan dan kertas kerja, serta spreadsheets yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, dan rekonsiliasi, semuanya tergolong sebagai bukti yang mendukung laporan keuangan. Dewasa ini, data-data tersebut seringkali ada dalam bentuk data elektronik.Data akuntansi yang mendasari saja dianggap tidak cukup mendukung laporan keuangan. Auditor harus merancang suatu prosedur audit untuk memperoleh bukti penguat (corroborating evidence) guna mendukung data akuntansi yang mendasari tersebut.

12. Jelaskan framework untuk pengujian audit (asersi manajemen).
Framework pengauditan menurut PCAOB :
a)      Eksistensi atau terjadinya. Auditor menguji apakah saldo akun ada dan transaksi tersebut benar benar terjadi ?
b)      Kelengkapan. Auditor menguji apakah transaksi disajikan dengan lengkap ?
c)      Hak dan kewajiban. Auditor menguji apakah saldo akun yang dicantumkan benar benar hak atau kewajiban perusahaan, serta apakah cut-off transaksi dilakukan dengan tepat ?
d)      Penilaian atau alokasi. Auditor menguji apakah transaksi dinilai dan dibukukan dengan tepat ?
e)       Penyajian dan pengungkapan. Auditor menguji apakah transaksi disajikan dan diungkapkan sesuai dengan SAK ?


13. Jelaskan potensi kesalahan dari sisi Akun dan dari sisi pengungkapan
Untuk mengukur tingkat potensi salah saji, auditor harus memahami dan menguji SPI yang berkaitan dengan objek audit. Bentuk salah saji: Saldo akun dilaporkan lebih besar atau lebih rendah dari saldo akun yang sesungguhnya, secara signifikan. Pengungkapan atau penjelasan terhadap saldo akun sangat tidak memadai. Faktor penyebab salah saji :
a)      Terjadi Kesalahan pada bukti transaksi, misalnya kesalahan perkalian, penjumlahan dan seterusnya
b)      Terjadi markup transaksi.
c)      Terjadi transaksi fiktif/bukti palsu.
d)      Terjadi kesalahan pembukuan, baik kesalahan klasifikasi dan atau kesalahan penulisan jumlah.
e)      Terjadi kesalahan pisah batas (cut-off) pencatatan transaksi.


14. Jelaskan dua sifat kesalahan dalam laporan keuangan.
Sifat kesalahan dalam laporan kauangan dapat dikategorikan menjadi dua :
1.      Kesalahan bawaan , yaitu kesalahan saji yang disebab oleh karakteristik transaksi dan karakteristik asersi. Misalnya karena kompleksitas standard akuntansi, karena kecenderungan curang dari manajemen. Kesalahan bawaan dapat terjadi karena faktor sengaja dan tidak sengaja dari pihak manajemen. Contoh dari faktor kesengajaan yaitu manipulasi laba karena akan dilaporkan untuk memperoleh pinjaman atau penerimaan investasi dan pembayaran pajak , untuk kreditur maupun investor laba akan dilaporkan dengan jumlah yang besar. Berbeda dengan jumlah laba yang akan dilaporkan kepada pemerintah yaitu lebih kecil supaya pajak yang dibayar lebih rendah
2.      Kesalahan pengendalian , yaitu risiko salah saji yang disebabkan oleh kegagalan Sistem Pengendalian Interen (SPI) dalam mencegah terjadinya salah saji.
















REFERENSI :

FILE PPT PENGAUDITAN I
FILE PPT PENGAUDITAN 2
http://audit2.yolasite.com
https://syamsidiq.wordpress.com/2011/04/20/auditing-siklus-pendapatan/
https://www.academia.edu/30613193/Auditing_Siklus_Pendapatan



Komentar