AA' YKPN
Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta 😘
1. Cara untuk Mempertahankan Eksistensi Perusahaan
- Promosi : Dilakukan untuk menawarkan produk atau jasa supaya konsumen dapat tertarik untuk membeli, misalnya iklan di tv dan iklan dengan menggunakan diskon.
- Berinovasi : Suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada, maksdunya yaitu seseorang harus mampu menemukan barang baru yang dibutuhkan oleh konsumen.
- Peningkatan Mutu dan Kualitas Barang: Mutu dan harga barang sangat penting, karena kualitas suatu barang menjadi acuan atau bahan promosi di masyarakat. Sehingga jika barang itu bagus maka masyarakat banyak yang tertarik.
- Harga : Penentuan harga ini harus selaras dengan kualitas dari barang dan harus mudah dijangkau oleh konsumen
2. Prinsip-Prinsip Etika Dalam Profesi Akuntansi
- Peduli Lingkungan : Dalam memproduksi barang atau jasa harus diperhatikan dampak positif dan negatifnya. Perusahaan harus sebisa mungkin memproduksi bahan yang ramah lingkungan.
- Kompeten (Competence) : Akuntan manajemen harus menjaga pengetahun dan ketrampilan pada tingkat yang tepat; mengikuti hukum, aturan, dan standard teknis, dan lengkap berdasarkan informasi terpecaya dan relevan, yang telah dianalisis secara memadai
- Kerahasiaan (Confidentiality) : Akuntan manajemen harus mencegah pengungkapan informasi rahasia, kecuali dituntut oleh kewajiban legal untuk mengungkapkannya
- Integritas (Inbtegrity) Akuntan manajemen harus menghindari konflik kepentingan, baik yang sifatnya nyata maupun tidak nyata(actual or apparent), dan juga menghiindari aktivitas yang bisa meragukan kemampuannya dalam melaksanakan tanggungjawab etika.
- Objektivitas (Objektivity) : Akuntan manajemen dituntut untuk "mengkomunikasikan informasi secara wajar (fairly) dan secara objektif (objectively), dan mengungkap secara penuh seluruh informasi relevan yang dipandang dapat mempengaruhi pemahaman pengguna informasi atas laporan, komentar, serta rekomendasi yang disajikannya.
3. Prinsip-Prinsip Penyajian Informasi akuntansi secara wajar
- Tidak memihak (impartially dan jujur (honest).
- Bebas dari prasangka (prejudice), "asal bapak suka" (favoritism), dan kepentingan pribadi (self ingterest).
- Sebatas penyajian informasi (just)
- Seimbang (equitable)
- Benar-benar bebas dari kepentingan kelompok (evenhended)
- Seimbang terhadap konflik kepentingan.
4. Whistle-Blowing
⇒ yaitu praktik pelaporan pelanggaran etika, hukum, atau peraturan, oleh pegawai perusahaan ke pihak-pihak yang berkepentingan.
☺ KapanWhistle-Blowing dapat dipraktikan?
⇒ Saat dalam situasi yang hanya dengan whistle-blowing problem pelanggaran etika diduga kuat bisa diatasi.
5. Kondisi-Kondisi yang Mendorong Perlunya Whistle-Blowing
⇒ harus dilakukan dengan tujuan moralitas yang tepat, bukan untuk tujuan persaingan atau balas dendam.
- The proper motivation (tepat motivasi).
⇒ harus didasarkan dengan bukti-bukti yang kuat adanya pelanggaran etika.
- The proper evidence (bukti yang tepat).
⇒hanya dilakukan setelah melakukan analisis secara cermat tentang kerugian yang ditimbulkan oleh pelanggaran etika.
- The proper analysis (analisis yang tepat).
⇒ Harus dicari saluran komunikasi internal yang tepat sebelum menginformasikan ke publik. Sedapat mungkin pelanggaran moral dan etika terselesaikan secara internal.
- The proper channel (saluran yang tepat).
6. Persyaratan lain whistle-blowing
- Terdapat kebutuhan (need) . misalnya karena pelanggaran etika/moral tidak kunjung teratasi.
- Kemampuan (capability). Memiliki kemampuan untuk menyelamatkan keadaan.
- Kedekatan (proximity). Pelanggaran etika moral terjadi di lingkungan terdekat dengan tangungjawabnya.
- Orang terakhir (last resort). Menjadi satu-satunya orang yang tahu dan memiliki kemampuan untuk menjadi whistle-blowing.
⇒ Empat kondisi diatas adalah yang ditawarkan oleh Simon, Powers, dan Gunneman. Masih perlu ditambah satu kondisi lagi, yaitu kemungkinan keberhasilan (likehood of succes).⇒ Whistle-blowing harus berpotensi sukses, jika tidak ada harapan memunculkan takanan masyarakat, intuisi, dan pemerintah, maka whistle-blower akan menjadi sia-sia⇒Namun demikian harus diakui bahwa whistle-blower sangat memerlukan horoisme moral.
7. Para akuntan profesional yang sesungguhnya
⇒ yaitu mereka yang berani menjadi whistle-blower saat ada pelanggaran etika/moral , sesulit apapun situasi yang dihadapinya.
⇒ Tanggung Jawab Akuntan Manajemen:
- Melaksanakan tugas akuntansi apapun yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
- Menjalankan tugas dengan: objektif, jujur dan integritas tinggi, mengatasi takanan bisnis dan intimidasi dari pimina.
- Kemungkinan akan berhadapan dengan situasi sulit untuk menjadi whistle-blower
Refrensi:
http://wozil.blogspot.com/2012/10/strategi-mempertahankan-eksistensi.html
www.ebp.yolasite.com
http://wozil.blogspot.com/2012/10/strategi-mempertahankan-eksistensi.html
www.ebp.yolasite.com
Komentar
Posting Komentar